Contoh Makalah "Teori Kognitivisme"

 

MAKALAH

TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar  dan Psikologi Perkembangan

 

Dosen Pengampu

Nur Hidayah Hanifah  M.Pd

 

 

Disusun Oleh :

Hilda Ziana Mahdia                (19180003)

Intan Puspita Sari                   (19180027)

Naila Farchah Firdausi           (19180057)

 

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

September, 2020

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hi rabbil alamin puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Ta’ala, yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Rasa terima kasih yang mendalam kami sampaikan pada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kepada dosen yang telah memberi kami kesempatan untuk mempelajari bab ini, teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta tak pernah menyerah.

Makalah ini berjudul “Teori Belajar Kognitivisme” yang didalamnya membahas tentang perkembangan dan karakteristik tori belajar dan pembelajaran kognitivisme, serta mendeskripsikan teori belajar dan pembelajaran kognitivistik dan implikasinya dalam hal belajar dan pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini khususnya dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri.

 

 

 

Malang, September 2020

 

Penyusun,                   

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I. 1

PENDAHULUAN.. 1

A.    Latar Belakang. 1

B.    Rumusan Masalah. 1

C.    Tujuan. 1

BAB II. 3

ISI. 3

A.    Pengertian Teori Kognitivisme. 3

B.    Perkembangan, Karakteristik dan Implikasi Teori Kognitivistik. 3

C.    Strategi dan Tujuan Teori Kognitivisme ..……...................................................…..9

D.    Kelebihan dan Kelemahan Teori Kognitivisme ................................................…..10

BAB III. 12

PENUTUP. 12

A.    KESIMPULAN.. 12

DAFTAR PUSTAKA.. 14

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan, karena dengan Pendidikan kehidupan manusia berubah menjadi lebih baik. Dengan adanya pedidikan, diharapkan dapat mebawa perubahan besar terhadap diri manusia, lingkungan bahkan negara. Dalam Pendidikan tentunya tak lepas dari teori atau sebuah prinsip yang menjelaskan mengenai proses belajar.

            Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan. Kegiatan belajar harus dilandasi oleh teori-teori dan prinsip belajar agar tujuan dari belajar tercapai. Teori belajar membahas dan menelaah bagaimana individu belajar dengan maksud tercapainya tujuan pembelajaran. Teori pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, baik formal, informal maupun non formal. Teori pembelajaran akan menentukan bagaimana proses pembelajaran itu terjadi (Tri Teguh Nani Nurifah, 2011). Penguasaan terhadap teori pembelajaran harus sudah dimiliki oleh seorang guru sebelum merancang pembelajaran, dengan tujuan perilaku seorang guru saat mengajar di kelas dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Teori pembelajaran adalah teori yang mampu menghubungkan antara hal yang sekarang ada dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Apabila membahas tentang teori belajar maka tidak lepas dari lingkup bidang psikologi, dengan kata lain membicarakan tentang manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa perspektif yang harus diperhatikan, di antaranya adalah perspektif kognitif yang akan dibahas dalam makalah ini.

           

B.      Rumusan masalah

1.       Apa itu teori belajar dan pembelajaran kognitivisme?

2.       Bagaimana perkembangan, karaktristik dan implikasi teori belajar dan pembelajaran kognitivisme?

3.       Apa tujuan dan strategi teori belajar dan pembelajaran kognitivistik?

4.       Bagaimana analisa kelebihan dan kelemahan teori belajar kognitivisme?

C.      Tujuan

1.       Mengetahui pengertin teori belajar dan pembelajaran kognitivisme.

2.       Mengetahui perkembangan, karaktristik dan implikasi teori belajar dan pembelajaran kognitivisme.

3.       Mengetahui tujuan dan strategi teori belajar dan pembelajaran kognitivistik.

4.       Mengetahui analisa kelebihan dan kelemahan teori belajar kognitivisme.


 

BAB II

ISI

A.     Pengertian Teori Kognitivisme

Psikologi kognitif dianggap sebagai perpaduan antara Psikologi Gestalt dan psikologi behaviorisme. Menurut teori kognitif belajar adalah suatu proses perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah lakuyang dapat diukur dan diamati. Dalam teori ini lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasionalyang dimiliki oleh orang lain.

Teori ini tentunya sangat berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Teori kognitif memandang bahwa proses belajar akan dapat berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru dapat beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh seseorang.

Dengan kata lain teori belajar kognitif mengemukakan bahwa belajar merupakan proses dimana seorang manusia yang memiliki otak dengan dilengkapi akal pikirannya dapat memproses suatu pemahaman dan persepsi tentang suatu informasi. Secara umun teori belajar kognitif adalah suatu proses yang lebih menitikberatkan proses membangun ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek intelektual lainnya.

Oleh sebab itu belajar dapat dikatakan suatu proses berpikir yang kompleks dan komprehensisif. Sehingga sebagai seorang pendidik dalam menciptakan suatu pembelajaran harus memperhatikan aspek-aspek kognitif yang dimiliki oleh siswanya. Sehingga pembelajaran yang telah diterima oleh siswa dapat dicerna oleh alat-alat kognisi mereka. Informasipun diharapkan dapat tersimpan dengan baik di dalam memori anak dan dapat digunakan sebagai modal untuk menerima informasi selanjutnya.

 

B.      Perkembangan, karakteristik, dan implikasi Teori Belajar dan Pembelajaran Kognitivisme.

1.       Perkembangan dan karakteristik teori kognitifisme

a.   Gestalt Theory

Menurut teori gestalt belajar adala proses pengembangan yang didasarkan pada pemahaman atau Insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian dalam suatu situasi permasalahan. Teori ini menganggap bahwa insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku. Keterlibatan seseorang secara langsung dalam situasi belajar sangat penting. Keterlibatan dalam belajar akan menghasilkan pemahaman (insight) yang

 

dapat membantu individu dalam proses belajar. Dengan kata lain, yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah dimengertinya apa yang dipelajari oleh individu tersebut.

Beberapa hal penting yang dapat diambil dari teori gestalt : tujuan utama belajar adalah untuk memperoleh pemahaman tentang sesuatu dan pembelajaran akan bermakna apabila siswa mampu memahami objek pembelajaran secara totalitas, memahami unsur-unsur objek yang dipelajari, mampu mencari hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, dan mampu menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan sebelumnya. 

b.       Piaget Theory

Piaget berpendapat bahwa belajar merupakan proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dipunyai seseorang. bagi piaget, proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu :

1.       Asimilasi

Proses pengintregasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Contoh seorang siswa yang mengetahui prinsip-prinsip penjumlahan. Jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah proses pengintregasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada & dipahami oleh anak) dengan prinsip perkalian (Informasi baru yang akan dipahami anak)

2.       Akomodasi

Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Penerapan proses perkalian dalam situasi yang lebih spesifik. Contohnya siswa telah mengetahui prinsip perkalian, dan gurunya memberikan soal perkalian.

3.       Equilibrasi

Proses penyeimbang agar siswa dapat terus berkembang dan menambah ilmunya. Tetapi sekaligus menjaga ilmunya. maka diperlukan proses penyeimbang. Tanpa proses ini perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur. Sedangkan dengan kemampuan equilibrasi yang baik akan mampu menata berbagai informasi yang diterima dengan urutan yang baik, jernih, dan logis. Prosesbelajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Terdapat empat tahap yaitu :

a.       Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun0

b.       Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)

c.       Periode operasional konkret (usia 7-11 tahun)

d.       Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Karena itu guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya, serta memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahap-tahap tersebut.  

c.       Vigotsky Theory

Menurut  Ruseffendi dalam diana ratna sari dkk. “Vygotsky berpendapat pula bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan  anak anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive) dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misal seorang guru”.

Teori vygotsky dalam Oakley menjelaskan bahwa teori ini berfokus pada 3 faktor,yaitu :

1.       Budaya (culture)

2.       Bahasa (language)

3.       Zona perkembangan proksimal (ZPD)

Teori vygotsky  mengemukakan ada 4 prinsip  kunci dalam pembelajaran, yaitu

1.       Penekanan terhadap hakikat sosio-kultural pada pembelajaran (the socioculturalof learning). Menurut vygotsky, keterampilan keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung.

2.       Perkembangan Bahasa (Development of Language). Vygotsky percaya bahwa bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Bahasa tidak hanya sarana untuk komunikasi, tetapi juga untuk menerencanakan dan memonitor perilaku yang merupakan alat penting untuk perkembangan daya pikir anak.

3.       Perkembangan bahasa aproksimasi (ZPD). Zone of proximal Development merupakan celah antara actual Development dan potensial Development, di mana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerja sama dengan teman sebaya.

4.       Perancahan (scaffoliding). Prinsip ini sangat berkaitan erat dengan ZPD. Hal tersebut karena scaffilding merupakan sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, di mana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.

 

Penerapan teori belajar Vygotsky dalam interaksi belajar mengajar mungkin dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.       walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak anak. Dalam istilat teoritis, ini berarti anak bekerja dalam ZPD dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama memalui ZPD.

2.       Secara khusus vygotsky mengemukakan bahwa di samping guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak, kerja kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak.

3.       Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajar pribadi oleh teman sebaya (Peer tutoring)

d.       Kohlberg Theory

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan pengembangan teori struktural-kognitif yang telah dilakukan Piaget sebelumnya. Dia atas bangunan teori Piaget itu, Kohlberg mengusulkan suat teori perkembangan pemikiran moral (teori Development-kognitif). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu melalui sebuah urutan berbagai tahapan moral. Tiap-tiap tahap ditandai oleh struktur mental khusus (distinctive) yang diekspresikan dalam bentuk khusus penalaran moral (Kneller, 1984:110).

Kohlberg menyebutkan terdapat enam tahap yang terbagi dalam tiga level perkembangan. Kemudian, Kohlberg menyempurnakan menjadi enam tahap. Keseluruhan tahap itu secara ringkas dibagankan sebagai berikut (soenarjati dan Cholisin, 1989: 37; Kneller, 1984; 110)

1.       Tahap-tahap Pra-konvensional

Anak tidak memiliki ide tentang aturan-aturan atau standar moral. Pada tahap 1 anak melakukan perbuatan baik semat-mata untuk menghindari hukuman, dan di dalam tahap 2 anak akan mematuhi apapun sepanjang memenuhi kepuasan/kebutuhan sendiri dan orang lain.

2.       Tahap-tahap Konvensional

Anak menghormati moralitas sebagai seperangkat aturan sosial dan harapan-harapan sosial. Pada tahap 3 perbuatan baik adalah perbuatan yang membuat orang senang dan orang lain setuju atas apa yang diperbuatnya, sedangkan pada tahap 4 perbuatan baik dilakukan dengan menjalankan kewajiban dan menghormati otoritas.

3.       Tahap –tahap Post Konvensional

Moralitas konvensional dirumuskan ke dalam nilai-nilai moral yang lebih dalam. Pada tahap 5 seseorang pecaya bahwa dengan melakukan sesuatu yang benar secara lluas untuk mendukung kesejahteraan umum. Dalam tahap 6 tindakan yang benar adalah berbuat mengikuti prinsip-prinsip universal keadilan dan menghormati orang lain sebagaimana orang lain menghormati di dalam diri mereka sendiri (Kneller, 1984: 110)

e.       Multiple Intelgence Gardner

Menurut Howard Gardner setiap individu memiliki delapan jenis kecerdasan di dalam dirinya yang disebut kecerdasan majemuk (multiple Intelligence). Kecerdasan-kecerdasan tersebut adalah linguistik  (kecerdasan dalam mengolah kata), matematis-logis (kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung), spasial (kemampuan berfikir dalam citra dan gambar), kinestetik-jasmani (kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan), musikal (kemampuan menangani berbagai bentuk musik), interpersonal (kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain), intrapersonal (kemampuan memahami diri sendiri), naturalis (kemampuan untuk memahami gejala alam). Konsekuensi dari penerapan teori ini adalah perubahan dalam strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditentukan.

Poin-poin kunci dalam teori Multiple Intelligences :

1.       Setiap individu memiliki kedelapan kecerdasan.

2.       Setiap individu pada umumnya memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dalam dirinya.

3.        Semua kecerdasan bekerja sama secara unik dalam mengolah dan mereproduksi kembali informasi yang dibutuhkan.

4.       Banyak cara menjadi cerdas di setiap kategori.

f.        Information Processing Theory
           Information pocessing atau proses penerimaan informasi merupakan salah satu bentuk pendekatan berdasarkan kognitivisme. Pendeatan ini memandang proses belajar yang menjadi dalam diri individu sebagai suatu proses penerimaan informasi. Hal ini dapat dianalogikan dengan poses yang terjadi dalam komputer.belajar dimulai dari input yang datang dari lingkungan diterima oleh pancaindera, kemudian diproses dan disimpan dalam memori dan output dari pembelajaran adalah berbagai kemampuan atau kompetencies.

Pada dasarnya,proses penerimaan informasi adalah usaha pencarian makna yang dapat menjelaskan hubungan antara observeble stimuli atau stimulus yang ditangkap oleh pancaindera atau input, yang dillihat, didengar, dirasa, dicium, dan disentuh dengan respon ata output yang sesuai:
Komponen penerimaan infomasi terdiri atas berikut ini :

1.       Penerimaan input sensori dipengaruhi oleh orietasi individu, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan dan pemilihan input sensori yang akan diperhatikannya.

2.       Mengorganisasi pola ingatan dan scemata yang berkaitan dengan pemilihan input sensori yang menjadi perhatian.

3.       Dalam mengorganisasi pola ingatan, ingatan jangka panjang merupakan sumber informasi yang dibutuhkan, yang diwujudkan dalam bentuk mengingat kembali informasi yang berkaitan dengan pengetahuan, perasaan dan ketrampilan yang dicari untuk disusun kembali sesuai dengan yang dibutuhkan.

4.       Hasil penyusunan tersebut menjadi ingatan aktif yang digunakan untuk memberikan respon yang sesuai.

Maka dapat disimpulkan bahwa pemrosesan informasi berkaitan dengan cara yang diterimanyandari lingkungannya, proses mengirimkan informasi tersebtu kedalam pikiranya mengolah dan menyimpan informasi sebagai ingatan, mentransformasikan serta memanggil kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatanya dan menjadi kan ingatan aktif yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu tersebut.

 

2.       Implikasi teori kognitivisme dalam pembelajaran
1.Memberi kesempatan kepada pelajar untuk mengemukakan idea.

2.Memberi kesempatan kepada pelajar untuk berfikir tentang pengalamannya.

3.Memberi kesempatan kepada pelajar untuk mencoba perkara baru.

4.Memberi pengalaman yang berhubungan dengan tujuan pelajar.

5.Medorong pelajar umtuk memikirkan perubahan agar mencapai matlamat mereka.

6.Menciptakan lingkungan yang kodusif.

7.Perilaku bertujuan,belajar harus terarah pada tujuan,karena belajar akan efektif apabila

    Siswa mengenal tujuan yang ingin dicapainnya.

8.Pembelajaran akan bermakna apabila siswa mampu memahami secara totalitas terhadap

   Objek yang dipelajari, memiliki kemampuan mengenal dan memahami unsur-unsur,

   Mampu keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa dan keterkaitan antara

    Pegetahuan yang baru dengan pengetahuan yang lama.

9.Individu dapat mengembangkan pengetahuanya sendiri.

10. Individualisasi dalam pembelajaran, yakni pendekatan yang dilakukan pada setiap individu berdasarkan perkembang kognitif masing-masing untuk mendapatkan keberhasilan maksimal.

 

C.      Tujuan dan Strategi Teori Belajar dan Pembelajaran Kognitivisme

Gange mengemukakan bahwa strategi belajar adalahkapabilitas-kapabilitas yang secara internal terorganisasi yang memungkinkan siswa menggunakannya untuk mengatur cara dia berjalan, mengingat dan berfikir. Mengajarkan strategi-strategi kognitif dapat membawa ke arah peningkatan hasil belajar siswa secara nyata. Strategi yang dimaksud disini adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh siswa dalam mengelola proses berpikirnya untuk menyelesaikan suatu masalah dan dijadikan sebagai salah satu tujuan belajar

Strategi kognitif terdiri atas strategi kognitif memehami materi dan strategi kognitof pemecahan masalah.

a.       Strategi kognitif memahami materi terdiri atas :

·         Strategi pengulangan sederhana

·         Strategi-strategi elaborasi

·         Strategi organisai

·         Strategi metakognitif

b.       Strategi kognitif dalam memecahkan masalah (menurut Anderson, Ellis dan Hunt ;dalam suharnan, 2005:307) yakni :

·         Algoritmik, adalah suatu perangkat aturan atau tata cara yang dapat menamin pemecahan suatu masalah.

·         Heuristic, adalah suatu perangkat yang menggunakan hukum kedekatan sehingga tidak menjamin perolehan pemecahan meskipun kemungkinan besar dapat berhasil.

Menurut teori belajar kognitif, belajar merupakan proses-proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Adapun tujuan dari teori ini adalah :

1.       Membentuk hubungan yang teruji, teramalkan dari tingkah laku orang-orang pada ruang kehidupan mereka sendiri secara spesifik sesuai dengan situasi psikologisnya.

2.       Membantu guru untuk memehami orang lain, terutama muridnya dan membantu dirinya sendiri.

3.       Menkonstruksi prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diterapkan dalam kelas untuk menghasilkanprosedur yang memungkinkan kondisi belajar menjadi produktif.

4.       Teori belajar kognitif menjelaskan bagaimana seseorang mencapai pemahaman atas diri dan lingkungannya lalu menafsirkan bahwa diri dan lingkungannya adalah faktor yang sangat berkaitan.

D.     Kelebihan dan Kelemahan Teori Kognitivistik

Setiap teori tentunya mempunya kelebihan dan kelemahan yang saling melengkapi dan menambah dari kekurangan-kekuranga teori-teori yang lainnya. teori kognitif mempunya kelebihan dan kelemahan kelebihan dari teori ini antra lain:

a.       Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri, karena teori ini membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.

b.       Sebagian besar dalam kurikulum Pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan yang dimiliki setiap individu.

c.       Pendidik hanya perlu memberikan dasar-dasar materi yang diajarkan untuk pengembangan dan kelanjutannya diserahkan kepada peserta didik. Pendidik hanya perlu memantau,dan menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan.

d.       Pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan, karena teori ini menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat materi-materi yang telah diberikan.

e.       Peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

f.        Metode ini mudah untuk diterapkan dan juga  banyak diterapkan pada Pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.

Sedangkan kelemahan dari teori ini antara lain:

a.       Teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat Pendidikan, sehingga sulit dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut.

b.       Selalu menganggap semua peserta didik mempunyai kempuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.

c.       Adakalanya teori ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didik dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik mempunyai cara yang berbeda-beda.

d.       Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan teori kognitif, maka dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan.

e.       Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode lain, maka peserta didik akan kesulitan dalam prakek kegiatan atau materi.

f.        Dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.


 

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan intisari dari makalah ini, sebagai jawaban dari rumusan masalah diatas, yakni sebagai berikut:

1.       Teori pembelajaran adalah teori yang harus mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori belajar adalah teori yang menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran ’hanya’ membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut. Teori belajar kognitif menekankan bahwa persepsi serta pemahaman individu tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar menentukan prilakunya. Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Secara umun teori belajar kognitif adalah suatu proses yang lebih menitikberatkan proses membangun ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek intelektual lainnya.

2.       Implikasi Teori Balajar Psikologi Kognitif dalam Pembelajaran. Dalam perkembangan setidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori kognitivisme ini yaitu: Teori perkembangan piaget, teori kognitif Brunner dan Teori bermakna Ausubel. Ketiga tokoh teori penting ini yang dapat mengembangkan teori belajar kognitif. Dari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya implikasi yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada bagaimana memahami struktur kognitif siswa, dan ini tidaklah mudah, Dengan memahami struktur kognitif siswa, maka dengan tepat pelajaran bahasa disesuaikan sejauh mana kemampuan siswanya.

3.       Strategi adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh siswa dalam mengelola proses berpikirnya untuk menyelesaikan suatu masalah dan dijadikan sebagai salah satu tujuan belajar. Strategi kognitif yaitu strategi memahami materi dan strategi memecahkan masalah. Sedangkan tujuan dari teori kognitif ini antara lain untuk membentuk hubungan yang teruji, memebantu guru memehami orang lain, mengkonstruksi prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diterapkan dalam kelas untuk menghasilkan prosedur yang memungkinkan kondisi belajar menjadi produktif dan mencapau pemahaman atas diri dan lingkungan,

4.       Kelebihan dan Kelemahan Teori Kognitivisme. Kelebihannya yaitu : menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. Kekurangannya yaitu : teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Husamah, H., Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. (2016). Belajar dan pembelajaran. Research Report.

Waseso, H. P. (2018). Kurikulum 2013 Dalam Prespektif Teori Pembelajaran Konstruktivis. TA'LIM: Jurnal Studi Pendidikan Islam1(1), 59-72.

Rangkuti, A. N. (2014). Konstruktivisme dan Pembelajaran Matematika. Darul Ilmi2(2).

Fathurrohman, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran Modern: Konsep Dasar, Inovasi dan Teori Pembelajaran. Garudhawaca.

PIAGET, G. J. TEORI KOGNITIF. BUKU PERKULIAHAN, 75.

PIAGET, G. J. TEORI KOGNITIF. BUKU PERKULIAHAN, 75.

Ratnawati, E. (2016). Karakteristik Teori-Teori Belajar dalam Proses Pendidikan (Perkembangan Psikologis dan Aplikasi). Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi4(2).

Abdurrahman, A. (2015). Teori Belajar Aliran Psikologi Gestalt Serta Implikasinya Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami1(2), 14-21.

Hussin, R. (2013). Pendekatan Teori Pembelajaran Kognitivisme dalam Pendidikan Seni Visual (PSV). KUPAS SENI: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni1.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif jean piaget. Kanisius.

Ibda, F. (2015). Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita3(1).

Mu'min, S. A. (2013). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Al-Ta'dib6(1), 89-99.

Utami, I. G. L. P. (2016). TEORI KONSTRUKTIVISME DAN TEORI SOSIOKULTURAL: APLIKASI DALAM PENGAJARANBAHASA INGGRIS. PRASI11(01).

Nurhayati, S. R. (2006). Telaah Kritis Terhadap Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg. Paradigma1(02).

Mufarroha, A., & Hakim, A. (2020). PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG DAN PERKEMBANGAN MORAL ABDULLAH NASIKH ULWAN. IQTISODINA2(1), 1-15.

Ikrommullah, A. (2016). Tahapan perkembangan moral santri mahasiswa menurut lawrence kohlberg. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan28(2).

Munadi, Y. Teori moral development lawrence kohlberg dalam perspektif pendidikan islami (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA).

Susilawati, S. (2013). Mengubah Metode Pendidikan Moral Kohlberg Dalam Pembelajaran. el-hikmah.

Kognitif, T. P. BAB II PEMBAHASAN 2.1 TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF.

Hamzah, A. (2009). Teori multiple intelligences dan implikasinya terhadap pengelolaan pembelajaran. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam4(2).

Huda, M., & Arief, A. (2013). Pengaruh multiple intelligences menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan listrik dinamis kelas X Di SMAN 1 Porong. Inovasi Pendidikan Fisika2(3).

Hasanah, R. U. (2018). TEORI-TEORI DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN.

Wati, W. (2015). Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan Pembelajaran.

Nurhadi, N. (2020). Transformasi Teori Kognitivisme dalam Belajar dan Pembelajaran. BINTANG2(1), 16-34.

Nurhadi, N. (2020). Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran. EDISI2(1), 77-95.

Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman3(2), 333-352.

Jumari Ismanto, M. TEORI–TEORI BELAJAR.

Siti Nuryana Hasyrin, Multiple Intelligence https://www.slideshare.net/irinirin/multiple-intelligence-69539766

dunia pendidikan_ Makalah Multiple Intelegensi http://sarijumitasari.blogspot.co.id/2012/05/makalah-multiple- intelegensi.html

Pengertian dan Karakteristik Multipel Intelegensi _ Teori Belajar dan Pembelajaran _ _b__e makalah online___b_ https://emakalahonline.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-dan- karakteristik-multipel.html

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK MULTIPLE INTELEGENSI « TUGAS- TUGAS KAMPUS http://sibage.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-dan- karakteristik-multiple.html

Pengertian dan Karakteristik Multipel Intelegensi _ Teori Belajar dan Pembelajaran _ _b__e makalah online___b_ https://emakalahonline.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-dan- karakteristik-multipel.html

file:///C:/Users/Administrator/Downloads/331-1182-1-PB%20(1).pdf

http://nikmahrochmawati.blogspot.com/2017/12/psi-teori-kognitif-dan-information.html?m=1

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal "Kurangnya Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan" oleh Intan Puspita